Nusantara Regas menggelar Eco Action, sebuah aksi peduli lingkungan yang dilakukan dengan kegiatan penanaman dua ribu bibit mangrove dan kegiatan bersih pantai di Pulau Pramuka.&nbsp;Ini merupakan bagian inisiatif Nusantara Regas mendukung perlindungan ekosistem pesisir dan memperkuat kepedulian terhadap lingkungan yang melibatkan 85 relawan yang terdiri dari pekerja Nusantara Regas yang berkolaborasi dengan Divers Clean Action.&nbsp;<figure class="image"><img src="/uploads/DSC_03380_90781c41df.JPG"><figcaption>Ketua Smiling Coral Indonesia (SCI), Bang Herman, memberikan arahan terkait penanaman mangrove pada peserta (07/08/2024).</figcaption></figure>&nbsp;“Mangrove punya kemampuan untuk menghasilkan oksigen empat kali lebih banyak dari tanaman biasa sehingga perannya luar biasa menjaga ekosistem. Nah, Kepulauan Seribu adalah area yang dekat dengan lokasi operasi FSRU Nusantara Regas, sehingga kami punya tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan di sini salah satunya dengan Eco Action ini,” kata Direktur Manajemen Risiko Nusantara Regas, Ali Azmy ditulis Jumat (09/08/2024).&nbsp;<a href="https://www.suara.com/bisnis/2024/08/09/133713/nusantara-regas-gelar-penanaman-2000-mangrove-dan-aksi-bersih-pantai" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Baca artikel aslinya di sini.</a>

large_DSC03592.JPG

medium_DSC03592.JPG

small_DSC03592.JPG

thumbnail_DSC03592.JPG

DSC03592.JPG

Nusantara Regas menggelar Eco Action, sebuah aksi peduli lingkungan yang dilakukan dengan kegiatan penanaman dua ribu bibit mangrove dan kegiatan bersih pantai di Pulau Pramuka.

Nusantara Regas Gelar Penanaman 2000 Mangrove dan Aksi Bersih Pantai

Suasana di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu jauh lebih meriah dari hari biasanya, pada Rabu (7/8/2024) lalu. Hari itu Nusantara Regas menggelar Eco Action, sebuah aksi peduli lingkungan yang dilakukan dengan kegiatan penanaman dua ribu bibit mangrove dan kegiatan bersih pantai di Pulau Pramuka.&nbsp;Ini merupakan bagian inisiatif Nusantara Regas mendukung perlindungan ekosistem pesisir dan memperkuat kepedulian terhadap lingkungan yang melibatkan 85 relawan yang terdiri dari pekerja Nusantara Regas yang berkolaborasi dengan Komunitas Divers Clean Action (DCA). Eco Action dijalankan dengan sejumlah rangkaian aksi yakni penanaman mangrove di sekitar pesisir pantai Pulau Pramuka.&nbsp;&nbsp;Berdasarkan riset, Pulau Pramuka mengalami abrasi seluas 0,7 meter per tahun sehingga mengalami banjir rob, deforestasi mangrove, hingga ancaman tenggelamnya pulau yang akan mengancam keberlangsungan hidup 2.203 warga Pulau Pramuka sehingga diperlukan aksi intervensi untuk mencegah hal tersebut memburuk.&nbsp;<a href="https://ekonomi.republika.co.id/berita/shxtfz423/nusantara-regas-hijaukan-pantai-tanam-2000-mangrove" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Baca artikel aslinya di sini.</a>

large_DSC03694.JPG

medium_DSC03694.JPG

small_DSC03694.JPG

thumbnail_DSC03694.JPG

DSC03694.JPG

Nusantara Regas Hijaukan Pantai, Tanam 2.000 Mangrove

&nbsp;&nbsp;Opportunities to team up are coming, Rangers&nbsp;We are confident that the individuals who will lead the way as champions for our oceans are already part of our network. Therefore, we invite you to become a member of the DCA team and collaborate on implementing various initiatives. If you are seeking a job that allows you to actively contribute to tangible changes on the ground and are willing to transition from volunteering to a full-time commitment for a specific duration, we have some compelling new opportunities for you! Given the upcoming implementation of several programs this year, we are actively seeking enthusiastic individuals to join our team.&nbsp;Here are the positions that we are currently looking for : &nbsp; 1. Accountant (application deadline: Sunday, 21 January 2024)&nbsp;&nbsp;2. Circular Economy Specialist (application deadline: Sunday, 21 January 2024)&nbsp;&nbsp;3. Monitoring and Evaluation Specialist (application deadline: Sunday, 21 January 2024)&nbsp;&nbsp;4. Interns (to be confirmed)&nbsp;You can access more details of the position :&nbsp;<a href="https://bit.ly/oprecdca2024">https://bit.ly/oprecdca2024</a> or you can click the read more button at the end of this article.&nbsp; &nbsp;Please send your CV and Cover Letter to opportunity@diverscleanaction.org with a subject line that corresponds to the position code for which you are applying. Please pay attention to the deadline for each position, as it may vary. The DCA team will only evaluate candidates who submit their documents before the deadline for each position. Only those who are selected to move forward in the selection process will be contacted.&nbsp; &nbsp;&nbsp; Although we encourage applicants from diverse backgrounds to apply, these positions are open for Indonesian citizens only, preferably those residing/willing to reside in the Jabodetabek area If this opportunity is not suitable for you but you know friends/networks who should apply for these positions, feel free to spread this article link (<a href="https://bit.ly/joindca2024">https://bit.ly/joindca2024</a>) to your network! &nbsp;Let's make changing waves together #ForTheSakeOfTheOcean!<a href="https://drive.google.com/drive/folders/1CGOZ5UA0zVObX0n2eaDqzPL4Ui-oYr4T" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Read more</a><figure class="image"><img src="/uploads/Volunteery_Cover_1cd25c0685.png"></figure><figure class="image"><img src="/uploads/All_Body_02_07e6b5d743.png"></figure><figure class="image"><img src="/uploads/All_Body_03_031b90c5d0.png"></figure>

We are confident that the individuals who will lead the way as champions for our oceans are already part of our network.

large_Volunteery_Cover.png

medium_Volunteery_Cover.png

small_Volunteery_Cover.png

thumbnail_Volunteery_Cover.png

Volunteery_Cover.png

Start your 2024 by being part of DCA's team!

Sampah botol plastik minuman kemasan dalam tiga karung beras ukuran 50 kilogram dan beberapa bundel kardus karton dikeluarkan Indrawati (44) dari dalam warungnya, Kamis (27/7/2023) sore. Warga RT 015 RW 004 itu sebelumnya sudah mengabarkan kepada pengelola Bank Sampah Kenanga agar sampah tersebut segera diangkut.&nbsp;<figure class="image"><img src="/uploads/8f1e3130_56ff_4e91_890f_7f8797ae350c_jpg_30796c9527.jpg"><figcaption>Petugas Bank Sampah Kenanga RW 004, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, menerima sampah yang dikumpulkan anggotanya, Kamis (27/7/2023).</figcaption></figure>&nbsp;Petugas Bank Sampah Kenanga datang membawa beberapa kantong wadah sampah daur ulang dan alat timbang untuk menghitung langsung bobot sampah yang telah dipilah Indrawati. ”Baru tiga hari lalu kami ambil sampah di sini. Hari ini sudah harus diambil lagi," kata Tarjono, salah seorang petugas pengangkut sampah bank sampah itu.&nbsp;Setelah ditimbang, sampah yang diserahkan Indrawati kepada pengelola bank sampah itu mencapai 6 kilogram (kg), terdiri dari 3 kg kardus dan 3 kg botol plastik. Berat sampah itu lalu langsung dikonversi ke dalam rupiah, sesuai harga per kilogram dua jenis barang yang diterima. Indrawati pun mendapat kurang dari Rp 15.000.&nbsp;Namun, hasil penjualan sampah itu tidak diterima Indrawati dalam bentuk uang tunai. Angka itu dicatatkan di buku tabungan sebagai cicilan pinjaman. Sebulan lalu, ia meminjam uang Rp 500.000 dari bank sampah untuk modal mengembangkan warungnya, dari yang hanya menjual sembako kini menambah etalase minuman dingin.&nbsp;<a href="https://www.kompas.id/baca/metro/2023/07/28/lawan-jeratan-utang-bank-keliling-dengan-sampah" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Baca artikel aslinya disini</a>

b665fdf6-f7d1-4444-b421-59de03404dbd_jpg (1).jpg

large_b665fdf6-f7d1-4444-b421-59de03404dbd_jpg (1).jpg

medium_b665fdf6-f7d1-4444-b421-59de03404dbd_jpg (1).jpg

small_b665fdf6-f7d1-4444-b421-59de03404dbd_jpg (1).jpg

thumbnail_b665fdf6-f7d1-4444-b421-59de03404dbd_jpg (1).jpg

Bank sampah tidak hanya bisa menampung sampah untuk diolah dan menghasilkan uang tunai. Di RW 004 Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, bank sampah juga menghindarkan ketergantungan pengusaha warung pada lintah darat.

large_8f1e3130-56ff-4e91-890f-7f8797ae350c_jpg.jpg

medium_8f1e3130-56ff-4e91-890f-7f8797ae350c_jpg.jpg

small_8f1e3130-56ff-4e91-890f-7f8797ae350c_jpg.jpg

thumbnail_8f1e3130-56ff-4e91-890f-7f8797ae350c_jpg.jpg

8f1e3130-56ff-4e91-890f-7f8797ae350c_jpg.jpg

Lawan Jeratan Utang Bank Keliling dengan Sampah

Todo Cama, sebuah program yang bertujuan menjadikan Golo Mori sebagai desa wisata berkelanjutan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Program ini fokus pada pengelolaan sampah dan pertanian regeneratif, serta pengembangan wisata terpadu yang aman, yang bersama-sama mendorong pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat lokal.&nbsp;Pelaksanaan Todo Cama tidak hanya terbatas di entitas-entitas yang bergabung dalam konsorsium, seperti Divers Clean Action, Karma Bumi, Kole Project dan Sky Volunteer. Seluruh kelompok masyarakat juga didorong untuk berkontribusi. Salah satunya kelompok perempuan.&nbsp;Sangat penting bagi suatu proyek pembangunan untuk memberi kesempatan sebesar-besarnya bagi kelompok perempuan untuk terlibat. Mengutip Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK), perempuan tergolong sebagai kelompok rentan yang lebih sering menghadapi masalah dan tantangan, seperti bencana alam, konflik, kekerasan dan sebagainya.&nbsp;Kemenko PMK menyebutkan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam pembangunan, baik di tingkat desa maupun nasional, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.&nbsp;Siti Wasilah, bendahara kelompok Peduli Sampah Golo Mori (PSG), mengatakan bahwa para perempuan yang ada di Golo Mori sangat terbantu dengan adanya program Todo Cama, seperti pengelolaan sampah.&nbsp;&nbsp;<figure class="image"><img src="/uploads/Kel_Perempuan_2_eac78c0d6b.jpg"><figcaption>Pemilahan sampah bersama kelompok perempuan di TPS, Golo Mori.</figcaption></figure>&nbsp;“Dengan adanya TPS ini, sampah-sampahnya sudah mulai kelihatan rapi. Kampung juga sudah mulai kelihatan bersih, walaupun belum seratus persen. Namun, saya pribadi sangat senang (melihat perubahannya),” kata Wasilah.&nbsp;Para ibu rumah tangga tak pernah ketinggalan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh fasilitator Todo Cama. Bahkan, ada yang rela meninggalkan pekerjaan rumah tangganya sejenak untuk ikut. Ini merupakan salah satu bentuk komitmen mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan Golo Mori. &nbsp;Wasilah mengaku, para perempuan Golo Mori sangat antusias melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk lingkungan sekaligus membantu perekonomian rumah tangga. Mereka berusaha memaksimalkan ilmu-ilmu baru yang mereka dapatkan dari program Todo Cama.&nbsp;&nbsp;Penulis: Haneeza Afra

large_Cover Kel Perempuan.jpeg

medium_Cover Kel Perempuan.jpeg

small_Cover Kel Perempuan.jpeg

thumbnail_Cover Kel Perempuan.jpeg

Cover Kel Perempuan.jpeg

Perempuan memiliki peran strategis dalam pembangunan, baik di tingkat desa maupun nasional, misalnya di Golo Mori.

Melihat Upaya Pengelolaan Sampah dan Pembangunan Desa Golo Mori dari Sudut Pandang Perempuan 

Telah ada sejak 9 Maret 2024, kelompok Peduli Sampah Golo Mori berperan secara aktif dalam pengelolaan sampah di Golo Mori, Nusa Tenggara Timur. Awalnya, anggota kelompok ini hanya berjumlah 20. Mereka merupakan perwakilan masyarakat dari setiap dusun, yakni Dusun Compang, Jarak, Lo’ok dan Soknar.&nbsp;&nbsp;Seiring bertambahnya kegiatan, serta kelompoknya yang memang vokal dalam meningkatkan kesadaran masyarakat lainnya tentang sampah, mereka pun berhasil menarik lebih banyak anggota untuk bergabung. Bahkan, banyak anak muda yang secara sukarela bergabung dengan kelompok Peduli Sampah Golo Mori.&nbsp;&nbsp;Tidak hanya melakukan diskusi internal untuk membuat rencana aksi, mereka juga memberikan kontribusi dalam program pengelolaan sampah. Mulai dari menjaga kebersihan lingkungan hingga terlibat dalam upaya pengembangan desa wisata yang seluruhnya dipayungi oleh Todo Cama.&nbsp;&nbsp;<figure class="image"><img src="/uploads/KPSG_1_79b08d8ea4.jpeg"><figcaption>Abdul Gani, ketua kelompok Peduli Sampah Golo Mori.</figcaption></figure>&nbsp;“Teman-teman dari Todo Cama menurut saya membangunkan kami, warga Golo Mori yang tidur. Kemudian, lahirlah di Desa Golo Mori yang namanya PSG, Peduli Sampah Desa Golo Mori,” kata Abdul Gani, seorang nelayan sekaligus ketua kelompok Peduli Sampah Golo Mori.&nbsp;Ia juga menambahkan, adanya pendampingan dari para entitas program Todo Cama membantu mereka menyusun rencana secara sistematis dalam setiap kegiatan.&nbsp;“Luar biasa, saya hanya bilang luar biasa. Kehadiran Todo Cama di Golo Mori menurut saya benar-benar, sebagai pendamping yang baik buat kami. Mereka tidak melepas kami di tengah jalan begitu saja,” ungkapnya.&nbsp;Kegiatan utama kelompok Peduli Sampah Golo Mori adalah edukasi kepada sesama masyarakat. Tujuannya untuk menumbuhkan sikap positif terhadap sampah. Selain itu, Abdul Gani juga menyampaikan bahwa mereka bekerja sama menanggulangi sampah dengan pihak-pihak lainnya.&nbsp;&nbsp;Dua entitas dalam konsorsium Todo Cama yang bertugas langsung di lapangan untuk mendukung kelompok Peduli Sampah Golo Mori dalam pengelolaan sampah, yakni Kole Project dan Divers Clean Action. Kole Project sendiri mendampingi mereka menjemput sampah yang telah dikumpulkan oleh anak-anak hingga orang dewasa untuk dibawa ke TPS. Sedangkan, Divers Clean Action menyediakan pelatihan hingga edukasi door to door masyarakat mengenai sampah.&nbsp;&nbsp;Abdul Gani juga tak henti memotivasi para anggotanya untuk mengerjakan pengelolaan sampah secara maksimal dan profesional. Ia yakin bahwa apa yang mereka lakukan dapat menjadi penambahan ekonomi untuk masyarakat Golo Mori, terutama para anggota kelompok Peduli Sampah Golo Mori sendiri.&nbsp;Secara keseluruhan, komunikasi antara konsorsium Todo Cama dan kelompok Peduli Sampah Golo Mori berjalan semestinya. Namun, ini tidak menutup fakta bahwa masih ada sebagian masyarakat yang tidak tertarik, bahkan tidak setuju dengan kegiatan-kegiatan yang masih bagian dari program Todo Cama.&nbsp;&nbsp;“Masyarakat Desa Golo Mori secara umum tentunya tidak serta-merta semuanya bisa seperti yang kita harapkan. Tentunya perlu butuh waktu, butuh edukasi yang baik, sosialisasi yang baik kepada masyarakat,” ungkapnya.&nbsp;Namun, ia tetap yakin bahwa perlahan-lahan masyarakat akan memahami betapa pentingnya kontribusi mereka dalam pengelolaan sampah, mulai dari yang sederhana seperti pemilahan sampah.&nbsp;&nbsp;Penulis: Haneeza Afra

large_Cover KPSG.jpg

medium_Cover KPSG.jpg

small_Cover KPSG.jpg

thumbnail_Cover KPSG.jpg

Cover KPSG.jpg

Telah ada sejak 9 Maret 2024, kelompok Peduli Sampah Golo Mori berperan secara aktif dalam pengelolaan sampah di Golo Mori, Nusa Tenggara Timur. 

Peran Kelompok Peduli Sampah dalam Mewujudkan Desa Wisata Golo Mori yang Peduli Lingkungan

Pada 15-16 Juni 2024 lalu, Divers Clean Action dan Wahana Visi Indonesia melakukan evaluasi ASKA di Hotel Salak Heritage Bogor. ASKA sendiri merupakan asosiasi simpan pinjam untuk kesejahteraan anak. Ini juga merupakan salah satu model kelompok simpan pinjam berbasis masyarakat yang dikembangkan oleh Wahana Visi Indonesia.&nbsp;&nbsp;Dalam pertemuan itu, para fasilitator dan anggota ASKA saling bertukar pengalaman selama bergabung dalam program. Tujuannya untuk mempelajari kendala ataupun tantangan yang dihadapi setiap kelompok ASKA.&nbsp;&nbsp;Dalam ASKA sendiri, terdapat tiga jenis instrumen simpanan: saham, dana sosial, dan denda. Saham pada dasarnya merupakan dana tabungan anggota. Sedangkan, dana sosial adalah dana yang digunakan untuk anggota yang memang membutuhkan, seperti anggota yang sakit atau berduka. Tak kalah penting, ASKA juga memiliki denda.&nbsp;&nbsp;Namun, dalam ASKA, denda cenderung diartikan sebagai alat untuk mendisiplinkan para anggota. Jadi, ketika ada anggota yang didenda, sebenarnya uang denda itu akan kembali ke dalam tabungan untuk kepentingan bersama.&nbsp;<figure class="image"><img src="/uploads/IMG_1501_c9ddc4aee2.JPG"><figcaption>Salah satu kelompok ASKA daerah Jakarta Utara sedang mempelajari plus minus kelompok mereka sendiri dalam mengelola keuangan dengan metode PMI (Plus, Minus, Interest).</figcaption></figure>&nbsp;Implementasi program yang menyesuaikan kebutuhan dan kesepakatan anggotanya menjadi salah satu hal yang dibahas saat evaluasi. Misalnya, di Jakarta Utara, dana sosial dari program ASKA dapat digunakan untuk sumbangan kebersihan.&nbsp;&nbsp;Sedangkan, di Jakarta Timur, dananya sebatas untuk anggota yang sakit, seperti kecelakaan. Ini kemudian dibahas lebih lanjut batasan penggunaan dananya, serta kepentingan apa saja yang dapat dibiayai.&nbsp;&nbsp;Studi kasus mengenai peminjaman saham juga dilakukan. Dalam peraturan ASKA di lokasi tertentu, anggotanya hanya boleh meminjam dua hingga tiga kali nilai simpanan saham mereka.&nbsp;&nbsp;Di lokasi lain, peraturannya berbeda. Anggota yang nilai simpanan sahamnya tidak cukup untuk melakukan peminjaman dapat meminjam saham milik anggota lainnya yang jumlahnya cukup atau lebih banyak.&nbsp;&nbsp;Setelah mengkaji lebih lanjut beberapa kasus, para fasilitator mengusulkan solusi. Contohnya, pembatasan pemberian pinjaman bagi anggota ASKA, maksimal 3 kali total saham yang dimiliki masing-masing anggota dan menyarankan untuk tidak melakukan pinjaman menggunakan nama anggota lain untuk meminimalisir resiko.&nbsp; &nbsp;Yuk, Tahu Lebih Banyak Tentang ASKA!&nbsp;&nbsp;<figure class="image"><img src="/uploads/20240620_114811_352acfaf17.jpg"><figcaption>Melakukan brainstorming dengan fasilitator dari Wahana Visi Indonesia.</figcaption></figure>&nbsp;Program ASKA bersifat otonom dan dikelola oleh kelompok&nbsp; masyarakat, biasanya anggotanya terdiri dari nasabah bank sampah. Tujuan diciptakannya, yakni untuk memberi manfaat kepada kelompok dengan misi utama menyejahterakan anak.&nbsp;&nbsp;Kelompok ini terdiri dari 15 hingga 25 anggota, termasuk pengurusnya yang berjumlah 5 orang. Siklusnya sendiri 9 hingga 12 bulan, tergantung kebutuhan dan jumlah anggotanya.&nbsp; &nbsp;Pelaksanaan ASKA yang berdampingan dengan Bank Sampah menghasilkan hubungan yang saling menguntungkan antara kedua program ini. Mulai dari lokasi yang sama hingga nasabah yang sama pula.&nbsp;&nbsp;Dalam satu kelompok Bank Sampah, bisa ada satu hingga dua kelompok ASKA yang terbentuk. Untuk saat ini, sudah ada 11 kelompok di Jakarta Utara dan 3 kelompok di Jakarta Timur.&nbsp;Dalam proses pembentukannya, para fasilitator menghadapi berbagai tantangan. Mengingat bahwa program ini cukup sensitif karena melibatkan keuangan warga secara langsung. Penolakan dari warga juga tak terhindarkan. Ini yang membuat ASKA menjadi program yang tidak wajib.&nbsp;&nbsp;Biasanya kelompok ASKA dapat merasakan manfaat dari program setelah menjalaninya selama satu siklus. Oleh karena itu, selama siklus pertama, pendampingan dilakukan secara intensif guna membangun kepercayaan kelompok.&nbsp;Program ASKA merupakan bagian dari PHINLA yang bertujuan meningkatkan perekonomian rumah tangga dengan pengelolaan sampah. Dari yang tadinya menabung di Bank Sampah, sekarang warga dapat melatih pengelolaan uang mereka lewat program ASKA. Penulis: Haneeza Afra

large_IMG_1465.JPG

medium_IMG_1465.JPG

small_IMG_1465.JPG

thumbnail_IMG_1465.JPG

IMG_1465.JPG

Evaluasi ASKA, sebuah asosiasi simpan pinjam untuk kesejahteraan anak yang dikembangkan oleh Wahana Visi Indonesia. 

Kreativitas Masyarakat dalam Meningkatkan Perekonomian Rumah Tangga Melalui Program ASKA

Berdirinya Divers Clean Action (DCA) pada 2015 merupakan wujud dari kepedulian kelompok anak muda terhadap kondisi laut yang kian memburuk. Meskipun memiliki misi utama mengelola sampah laut, fokusnya kini juga meluas ke area konservasi dan isu-isu lain yang berkaitan, ini merupakan salah satu alasan yang mendukung bergabungnya DCA dalam program Todo Cama.&nbsp; &nbsp;Telah ada sejak 2018, Sky Volunteer, sebuah startup yang bergerak di bidang penanganan bencana alam, turut berpartisipasi dalam program Todo Cama dengan menyediakan data spasial menggunakan UAV atau drone. Data ini sangat penting dalam pemetaan untuk mengelola risiko bencana seperti tsunami, kekeringan, dan banjir yang mengancam Labuan Bajo dan sekitarnya. Dengan mengadvokasi kebijakan penanggulangan bencana dan memberikan pelatihan penggunaan UAV untuk kemanusiaan, Sky Volunteer berupaya memastikan bahwa Golo Mori tidak hanya indah tetapi juga aman.&nbsp;Maju ke tahun 2019, Kole Project berdiri sebagai komunitas yang peduli terhadap lingkungan. Di tengah gemuruh perkembangan pariwisata, mereka menyadari bahwa Labuan Bajo belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang memadai. Sampah yang ada kala itu hanya ditampung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa ada upaya pengelolaan yang sistematis. Karakter kolaboratif menjadi ciri khas Kole Project. Melalui pendekatan ekonomi sirkular yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, Kole Project berupaya menciptakan solusi bersama untuk masalah sampah.&nbsp;&nbsp;Menemani ketiga entitas lainnya dengan peran yang sangat penting, Karmabumi, sebuah social enterprise yang lahir dari kesadaran akan urgensi perubahan iklim menempatkan fokusnya pada solusi-solusi yang mengatasi tantangan lingkungan, khususnya dalam sektor pertanian. Sadar akan dampak besar emisi dari sektor pertanian terhadap perubahan iklim tersebut, Karmabumi berusaha mendampingi pengelolaan pertanian dengan cara yang berkelanjutan. Upaya-upaya tersebut dengan konsisten dilakukan sejak 2019.&nbsp;&nbsp;Kolaborasi keempat entitas melalui program Todo Cama di Desa Golo Mori, Nusa Tenggara Timur, yang didanai GoTo Impact Foundation merupakan langkah strategis untuk menangani masalah sampah. Program ini berawal dari ide-ide terintegrasi yang kemudian diimplementasikan selama satu tahun.&nbsp;<figure class="image"><img src="/uploads/CCE_1_79a7c1625b.jpg"><figcaption>Pengangkutan sampah dalam pendampingan tim Kole Project.</figcaption></figure>&nbsp;Dalam program ini, DCA berperan dalam edukasi dan pengumpulan data. Di Golo Mori, DCA menerapkan strategi edukasi yang menyeluruh. Pendekatan door-to-door dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada setiap rumah tangga mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik. DCA juga mengumpulkan data tentang jumlah sampah yang dihasilkan, yang kemudian digunakan untuk mendukung edukasi berbasis data.&nbsp;&nbsp;Kole Project dan DCA memiliki tugas spesifik yang berbeda namun saling berhubungan. DCA bertanggung jawab memberikan pelatihan dan edukasi kepada masyarakat, termasuk melatih petugas Tempat Pembuangan Sementara (TPS) tentang cara mengelola sampah dengan benar. Di sisi lain, Kole Project mendampingi dalam hal yang sifatnya lebih operasional, seperti penanganan sampah dan pengangkutannya.&nbsp;&nbsp;Setiap hari, Kole Project menjalankan kegiatan rutin yang melibatkan pembelian sampah dari masyarakat yang telah diberikan edukasi. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan dari berbagai outlet seperti hotel, restoran, rumah makan, dan sekolah. Kole Project tidak hanya menunggu sampah dikirim, tetapi juga aktif mengunjungi dan menjemput sampah daur ulang atas permintaan. Sampah yang terkumpul kemudian dibawa ke gudang untuk dipilah dan diproses lebih lanjut.&nbsp;<figure class="image"><img src="/uploads/CCE_2_71e1bb75a6.jpg"><figcaption>Sosialisasi dan implementasi pertanian organik.</figcaption></figure>&nbsp;Sebagai bagian dari konsorsium, Karmabumi menjalankan perannya dalam mendampingi Desa Golo Mori menuju pertanian berkelanjutan. Keberadaan mereka dalam program ini tidaklah kebetulan, karena mereka telah mengenal Kole Project dan DCA sebelumnya.&nbsp;&nbsp;Dalam pendampingan terhadap Desa Golo Mori, Karmabumi fokus pada pendampingan tata kelola lahan, khususnya pertanian, dengan nature based solution. Selain itu, edukasi tentang penerapan pola hidup permaculture juga diberikan untuk mewujudkan pertanian yang lestari dan berkelanjutan, salah satunya dengan menyediakan jasa konsultasi. Sejauh ini, Karmabumi dan warga Golo Mori telah melangkah bersama menuju transisi dari pertanian konvensional ke pertanian regeneratif.&nbsp;&nbsp;<figure class="image"><img src="/uploads/CCE_3_81035b6d64.jpg"><figcaption>Edukasi terkait mitigasi bencana alam.</figcaption></figure>&nbsp;Dalam konteks mitigasi bencana alam, peta kerusakan menjadi hal yang penting. Peta tersebut merupakan salah satu produk utama dari Sky Volunteer, diramu dengan data lainnya untuk menjadi acuan alokasi dukungan oleh berbagai pihak. Hal ini mencakup asesmen kerusakan wilayah dan bangunan berbasis citra udara, dokumentasi, dukungan data dan informasi, serta dukungan lainnya sesuai perkembangan situasi di Golo Mori.&nbsp;Sky Volunteer juga bertanggung jawab dalam program safe school movement. Ini adalah satu dari banyak upaya Sky Volunteer dalam memberikan edukasi terkait mitigasi bencana alam. Dalam program ini, target sosialisasinya adalah para murid SD di Golo Mori. Mereka tak hanya menerima materi secara pasif dalam ruang kelas, namun mereka berkesempatan untuk mempraktikkannya di lapangan.&nbsp; &nbsp;<figure class="image"><img src="/uploads/DSC_05728_82c5874fb7.JPG"><figcaption>Upaya pemetaan kegiatan dan kebutuhan saat FGD berlangsung.</figcaption></figure>&nbsp;Selama satu bulan terakhir, DCA telah melakukan diskusi kelompok terarah dengan warga Golo Mori dan mengambil sampel sampah di empat dusun: Soknar, Jarak, Lo’ok, dan Compang. Data yang dikumpulkan dari keempat dusun tersebut menjadi dasar pelatihan pengelolaan sampah yang dilaksanakan bersama Kole Project. Dalam pelatihan ini, masyarakat diajari cara mengolah sampah di desanya sendiri, dan dari sinilah terbentuk kelompok inisiatif masyarakat, yaitu Peduli Sampah Golo Mori (PSG). &nbsp;Pelatihan yang diberikan oleh DCA dan Kole Project tidak hanya mencakup teori, tetapi juga praktik langsung. Masyarakat diajak mengunjungi tempat-tempat pengolahan sampah di Labuan Bajo, seperti Gudang Kole dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Warloka. Di sana, mereka melihat tumpukan sampah yang telah menggunung di TPA dan mempelajari proses pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran dan pemilahan.&nbsp;Kendala di Balik Upaya Mewujudkan Desa Wisata yang Sustainable&nbsp;<figure class="image"><img src="/uploads/DSC_06493_eceb094b54.JPG"><figcaption>Kunjungan ke Dusun Compang oleh tim pelaksana program.</figcaption></figure>&nbsp;Pelaksanaan edukasi door-to-door sempat tertunda karena kendala pembangunan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang kekurangan material di Labuan Bajo, termasuk kesulitan menemukan lahan yang cocok. Karena membutuhkan lahan yang strategis, diperlukan kerja sama erat dengan pihak desa dan warga. Dibutuhkan waktu hampir tiga hingga empat bulan untuk menemukan lahan yang dapat digunakan, baik dari kantor desa maupun warga yang bersedia meminjamkan atau menghibahkan tanah mereka. &nbsp;Namun, program-program lain seperti diskusi kelompok terarah masih berjalan dengan lancar. Masyarakat Golo Mori sangat mendukung dan bahkan proaktif dalam merespons inisiatif ini, termasuk dengan mengusulkan kegiatan tambahan di luar rencana awal.&nbsp;Selain itu, memulai inisiatif baru di tempat yang belum terbiasa dengan sistem pendampingan tentu tidak mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah meyakinkan masyarakat tentang pentingnya program ini. Pendekatan intensif dan berkelanjutan diperlukan untuk membangun kepercayaan dan keterlibatan aktif dari warga desa.&nbsp;Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk melihat dampak nyata dari proyek ini, karena perubahan yang dihasilkan tidak dapat terjadi secara instan atau singkat. Diperlukan timeline proyek yang lebih panjang agar dapat melihat perubahan sebelum dan sesudah implementasi dengan jelas. &nbsp;Rencana dan Harapan Untuk Golo Mori&nbsp;<figure class="image"><img src="/uploads/DJI_0256_9fed3ccf3e.JPG"><figcaption>Pemandangan Golo Mori.</figcaption></figure>&nbsp;Dalam beberapa bulan ke depan, fokus utama DCA adalah melanjutkan edukasi door-to-door. Tahap pertama adalah membekali warga dengan fasilitas pemilahan sampah seperti kantong dan ember sampah. Selanjutnya, diadakan uji coba pengangkutan sampah selama dua minggu.&nbsp;&nbsp;Pada bulan berikutnya, seluruh entitas akan melaksanakan pelatihan tambahan yang lebih intensif. Setelah itu, evaluasi akan dilakukan lagi untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kendala-kendala yang ada. Uji coba ini akan terus berlanjut hingga sistem pengangkutan sampah dapat berjalan dengan lancar dan efektif.&nbsp;Tujuan utama dari program ini adalah agar masyarakat Desa Golo Mori dapat melanjutkan inisiatif ini secara mandiri setelah program selesai. Para entitas sangat berharap agar warga desa tidak hanya sekedar melanjutkan apa yang telah dimulai, tetapi juga mampu mengembangkan program ini secara berkelanjutan.&nbsp;&nbsp;Penulis: Haneeza Afra

large_Cover CCE.JPG

medium_Cover CCE.JPG

small_Cover CCE.JPG

thumbnail_Cover CCE.JPG

Cover CCE.JPG

Kolaborasi empat entitas melalui program Todo Cama di Desa Golo Mori, Nusa Tenggara Timur, sebagai langkah strategis untuk menangani masalah sampah.

Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE):  Mengenal Para Kolaborator Program Todo Cama